Jenis Penerapan Knowledge Management
Perbedaan yang paling signifikan di antara jenis knowledge ialah tacit versus
explicit (Nonaka dan Takeuchi, 1995). Di dalam organisasi explicit knowledge
tidak menjadi masalah karena mudah didokumentasikan, diarsipkan, dan diberi
kode. Di lain pihak, tacit knowledge merupakan suatu tantangan tersendiri
karena pengetahuan sering kali dirasakan sangat berharga untuk dibagikan dan
digunakan dengan cara yang tepat. Pemahaman akan perbedaan kedua jenis
knowledge ini sangatlah penting, dan yang perlu diperhatikan juga adalah
aplikasinya dengan cara yang berbeda untuk memindahkan jenis knowledge yang
berbeda.
1. Tacit Knowledge
Pada dasarnya tacit knowledge bersifat personal, dikembangkan melalui
pengalaman yang sulit untuk diformulasikan dan dikomunikasikan (Carrillo et
al.,2004). Tacit knowledge tidak dinyatakan dalam bentuk tulisan, melainkan
sesuatu yang terdapat dalam benak orang-orang yang bekerja di dalam suatu
organisasi.
Menurut Polanyi (1966) tacit knowledge secara umum dijabarkan sebagai:
1.Pemahaman dan aplikasi pikiran bawah sadar
2. Susah untuk diucapkan
3. Berkembang dari kejadian langsung dan pengalaman
4. Berbagi pengetahuan melalui percakapan (story-telling)
Berdasarkan pengertiannya, maka tacit knowledge dikategorikan sebagai personal
knowledge atau dengan kata lain pengetahuan yang diperoleh dari individu
(perorangan).
1.1. Personal Knowledge
Menurut Berkeley (1957, p. 23) pengetahuan manusia bermula pada saat orang
mendapatkan ide dimana kesan tersebut muncul dari perasaan dan sistem kerja
pikiran atau dengan kata lain ide dibentuk dengan bantuan dari memori dan
imajinasi yang menambah, membagi, mengungkapkan perasaan sebenarnya.
Selanjutnya menurut Bahm (1995, p. 199) penelitian pada sifat dasar pengetahuan
seketika mempertemukan perbedaan antara knower dan known, atau seringkali
diartikan dalam istilah subject dan object, atau ingredient subjective dan
objective dalam pengalaman. Pengalaman yang diperoleh tiap karyawan tentunya
berbeda-beda berdasarkan situasi dan kondisi yang tidak dapat diprediksi.
Definisi experience yang diambil dari kamus bahasa Inggris adalah the process
of gaining knowledge or skill over a period of time through seeing and doing
things rather than through studying. Yang artinya proses memperoleh pengetahuan
atau kemampuan selama periode tertentu dengan melihat dan melakukan hal-hal
daripada dengan belajar.
Davenport dan Prusak dalam Martin (2010, p. 2) mendefinisikan personal
knowledge is a fluid mix of framed experience, values, contextual information
and expert insight that provides a framework for evaluating and incorporating
new experiences and information.” Secara garis besar, berarti gabungan dari
pengalaman, nilai – nilai, informasi kontekstual, dan wawasan luas yang
menyediakan sebuah kerangka pengetahuan untuk mengevaluasi dan menggabungkan
pengalaman – pengalaman daninformasi yang baru.
Menurut Martin (2010), personal knowledge didapat dari instruksi formal dan
informal. Personal knowledge juga termasuk ingatan, story-telling, hubungan
pribadi, buku yang telah dibaca atau ditulis, catatan, dokumen, foto, intuisi,
pengalaman, dan segala sesuatu yang dipelajari, mulai dari pekarangan hingga
pengembangan nuklir.
2. Explicit Knowledge
Explicit knowledge bersifat formal dan sistematis yang mudah untuk
dikomunikasikan dan dibagi (Carrillo et al., 2004). Menurut pernyataan Polanyi
(1966) pada saat tacit knowledge dapat dikontrol dalam benak seseorang,
explicit knowledge justru harus bergantung pada pemahaman dan aplikasi secara
tacit, maka dari itu semua pengetahuan berakar dari tacit knowledge. Secara
umum explicit knowledge dapat dijabarkan sebagai:
1. Dapat diucapkan secara tepat dan resmi
2. Mudah disusun, didokumentasikan, dipindahkan, dibagi, dan dikomunikasikan
Penerapan explicit knowledge ini lebih mudah karena pengetahuan yang diperoleh
dalam bentuk tulisan atau pernyataan yang didokumentasikan, sehingga setiap
karyawan dapat mempelajarinya secara independent.
2.1 Job Procedure
Secara terpisah pengertian job adalah a responsibility, duty or function, dan
procedure adalah a formal or official order or way of doing things. Jadi
pengertian job procedure atau prosedur kerja adalah tanggung jawab atau tugas
yang bersifat formal atau perintah resmi atau cara melakukan hal-hal.
Berdasarkan pernyataan Anshori selaku pihak yang mencetuskan knowledge
management, salah satu bentuk konkret dari explicit knowledge adalah Standard
Operation Procedure.
Standard Operation Procedure atau prosedur pelaksanaan dasar dibuat untuk
mempertahankan kualitas dan hasil kerja. Dengan menggunakan Standard Operation
Procedure maka tugas-tugas akan semakin mudah dikerjakan, juga tamu akan
terbiasa dengan sistem pelayanan yang ada. Disamping itu Standard Operation
Procedure diciptakan agar para tamu merasa nyaman dalam mendapatkan apa yang
dibutuhkan dan diinginkan. Standard Operation Procedure sendiri dalam
pelaksanaannya sangat fleksibel karyawan dapat memberikan masukan berdasarkan
pengetahuan yang didapat.
Lebih lanjut menurut Sulastiyono (2001, p. 244) Standard adalah sebagai langkah
awal untuk mendapatkan derajat kesesuaian suatu produk, dibandingkan dengan
harapan-harapan tamu. Oleh sebab itu, agar suatu jenis pekerjaan dapat
menghasilkan produk yang standard dari waktu ke waktu, maka cara-cara
mengerjakan untuk menghasilkan produk tersebut juga harus dilakukan dengan
cara-cara yang standard pula. Yang dimaksudkan dengan produk yang standard
adalah:
1. Memiliki derajat kesesuaian untuk pemakai.
2. Setiap jenis produk yang dihasilkan untuk digunakan, secara konsisten
memiliki spesifikasi yang sama.
Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya atau digunakannya
Standard Operation Procedure adalah:
1. Mempunyai nilai sebagai alat atau saluran komunikasi bagi manajemen dengan
para staf dan para pelaksananya. Melalui Standard Operation Procedure, seluruh
staf dan karyawan akan mengetahui secara jelas, berusaha untuk memahami tentang
tujuan dan sasaran, serta kebijakan dan prosedur kerja perusahaan. Dengan
demikian setiap orang dalam organisasi akan menerima pesan yang jelas dari Standard
Operation Procedure tersebut.
2. Standard Operation Procedure juga dapat digunakan sebagai alat atau acuan
untuk melaksanakan pelatihan baik bagi para staf dan karyawan, serta bagi
karyawan baru.
3. Standard Operation Procedure dapat mengurangi waktu yang terbuang, dengan
demikian diharapkan akan meningkatkan produktivitas kerja baik bagi manajemen
ataupun bagi para staf dan karyawan. Apabila tidak tersedia manual pekerjaan,
maka bila terjadi sesuatu kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan harus dicari
dahulu jalan pemecahannya, atau didiskusikan dahulu dengan rekan sekerja dan
atasannya, dan ini berarti membuang waktu. Lain halnya bila cara
penyelesaiannya sudah tersedia secara tertulis, maka akan lebih cepat
pelaksanaanya dan waktu lebih banyak dihemat, serta dapat lebih dimanfaatkan
untuk menyelesaikan pekerjaan lain.
4. Dengan dibantu oleh pengawasan yang dilaksanakan dalam proses pekerjaan,
maka Standard Operation Procedure dapat dilaksanakan secara lebih konsisten,
dan menjamin terciptanya produk yang standar, sekalipun dikerjakan oleh
orang-orang yang berbeda dan waktu pelaksanaan yang tidak bersamaan.
2.2 Technology
Teknologi merupakan salah satu elemen pokok yang terdapat pada knowledge
management, dikenal sebagai media yang mempermudah penyebaran explicit
knowledge. Berdasarkan pernyataan Gillingham dan Roberts (2006) awal mulanya
knowledge management digerakkan oleh teknologi, khususnya explicit knowledge
yang lebih mudah disusun. Menurut Marwick (2001) teknologi bukanlah hal baru
dalam knowledge management, dan pengalaman yang telah dibentuk oleh para ahli
sebelumnya menjadi bahan pertimbangan terbentuknya teknologi itu sendiri.
Seiring dengan berjalannya waktu teknologi yang mendukung knowledge management
akan selalu berkembang dalam bentuk sistem-sistem yang mempermudah proses
penyebaran knowledge. Salah satu teknologi paling mutakhir yang saat ini
digunakan oleh banyak perusahaan untukproses penyebaran knowledge adalah
intranet, dimana hal ini didasarkan pada kebutuhan untuk mengakses knowledge
dan melakukan kolaborasi, komunikasi serta sharing knowledge secara ”on line”.
Intranet merupakan salah satu bentuk teknologi yang diterapkan di Surabaya
Plaza Hotel. Intranet atau yang disebut juga internal internet menawarkan
kesempatan untuk menggunakan telekomunikasi yang maju yang telah dikembangkan
dari internet. Menurut pendapat Merali peralatan seperti intranet dan internet
dianggap sebagai sistem knowledge management yang utama untuk menjalankan dan
mendukung forum diskusi dan praktek (1999). Intranet bukan merupakan jaringan
tunggal juga bukan merupakan perangkat yang menghubungkan jaringan-jaringan
seperti internet. Nama intranet digunakan sebagai perwujudan dimana standar dan
alat- alat dikembangkan dalam internet digunakan untuk menyimpan dan mengirim
data perusahaan kepada pengguna dalam jaringan internal
Elemen Pokok Knowledge
1. People
Yang berarti Knowledge Management berasal dari orang. People merupakan bentuk
dasar untuk membentuk knowledge baru. Tanpa ada orang tidak akan ada knowledge.
2. Technology
Merupakan infrastruktur teknologi yang standar, konsisten, dan dapat diandalkan
dalam mendukung alat-alat perusahaan.
3. Processes
Yang terdiri dari menangkap, menyaring, mengesyahkan, mentransformasikan, dan
menyebarkan knowledge ke seluruh perusahaan dilengkapi dengan menjalankan
prosedur dan proses tertentu.
Tujuan Penerapan Knowledge Manajemen
Implementasi knowledge management atau manajemen pengetahuan akan memberikan
pengaruh positif terhadap proses bisnis perusahaan baik secara langsung maupun
tidak langsung, beberapa manfaat knowledge management atau manajemen
pengetahuan bagi perusahaan antara lain:
- Penghematan
waktu dan biaya. Dengan adanya sumber pengetahuan yang terstruktur dengan
baik, maka perusahaan akan mudah untuk menggunakan pengetahuan tersebut
untuk konteks yang lainnya, sehingga perusahaan akan dapat menghemat waktu
dan biaya.
- Peningkatan
aset pengetahuan. Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahaan kepada
setiap karyawan untuk memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan
pengetahuan di lingkungan perusahaan akan meningkat, yang akhirnya proses
kreatifitas dan inovasi akan terdorong lebih luas dan setiap karyawan
dapat meningkatkan kompetensinya.
- Kemampuan
beradaptasi. Perusahaan akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan
perubahan lingkungan bisnis yang terjadi.
- Peningkatan
produktfitas. Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan ulang untuk
proses atau produk yang akan dikembangkan, sehingga produktifitas dari
perusahaan akan meningkat.