Untuk merancang sistem knowledge
management yang dapat membantu lembaga untuk
meningkatkan kinerjanya diperlukan empat komponen, yaitu:
1. Aspek Manusia, disarankan pada organisasi untuk
menunjuk/mempekerjakan seorang document control atau knowledge manager yang
bertanggung jawab mengelola sistem knowledge management dengan cara mendorong
para karyawan untuk mendokumentasikan dan mempublikasikan knowledge mereka,
mengatur file, menghapus knowledge yang sudah tidak relevan dan mengatur sistem
reward/punishment.
2. Proses, telah dirancang
serangkaian proses yang mengaplikasikan konsep model SECI dalam pelaksanaannya.
3. Teknologi, telah dibuat usulan
penambahan infrastruktur yang diperlukan untuk menunjang berjalannya sistem
knowledge management yang efektif.
4. Content (isi), telah dirancang
content dari sistem knowledge management yaitu berupa database knowledge dan
dokumen yang dibutuhkan karyawan untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Jadi Model
Organizational Knowledge Management System (OKMS) apabila mau diterapkan
sebaiknya melalui pendekatan stok dan alur knowledge yang merupakan
karakteristik dari OKMS. Stok dan alur knowledge tersebut adalah sebagai
berikut :
• Stok
knowledge adalah sesuatu yang telah diketahui yang dapat berupa database atau perpustakaan,
organisasi/institusi, tersebar di seluruh organisasi/institusi dalam berbagai kantor,
filling cabinets, rak buku (bookshelves), dsb atau ada di kepala karyawan.
• Alur
knowledge Î agar knowledge dapat bermanfaat (yaitu: agar dapat menjamin bahwa
knowledge yang ada di manapun dalam organisasi/institusi dapat tersedia di manapun
apabila diperlukan, sangat penting untuk menjamin apakah knowledge yang ada dalam
organisasi/institusi mampu untuk menyebar ke manapun dalam organisasi.
Pendekatan tersebut
perlu untuk membangun knowledge sharing dan learning organization dalam organisasi/institusi
tersebut. Istilah learning organization (organisasi yang selalu belajar) di maksudkan
sebagai kemampuan organisasi/institusi untuk belajar dari pengalaman masa lalu
(Dibell,1995).
Organisasi/institusi
baru disebut learning organization , apabila organisasi/institusi tersebut melakukan
lima kegiatan utama yaitu : 1). penyelesaian masalah yang sistematis, 2). bereksperimentasi
kreatif, 3). belajar dari pengalaman masa lalu, 4). belajar dari praktek
organisasi/institusi lain yang sukses, dan 5). mentransfer knowledge secara
cepat dan efisien ke seluruh organisasi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar