Nilai tambah adalah nyawa KM. Inisiatif KM yang tidak memberikan
nilai tambah adalah KM yang nice to have. Hanya akan berguna sebagai penambah
halaman di laporan akhir tahun atau sekedar syarat mengikuti sebuah kompetisi
saja. Tentu bukan KM seperti itu yang Anda harapkan di perusahaan.
Syarat dasar sebuah KM dapat memberikan nilai tambah adalah
dapat membantu bisnis berjalan dengan lebih efektif. Penciptaan nilai tambah (value)
dilakukan dengan berfokus pada proses bisnis dan aktivitas penting yang memberikan
dampak bisnis besar bagi organisasi. Nilai tambah tersebut yang dalam KM
disebut sebagai Value Proposition, yaitu tujuan yang menjadi fokus
penciptaan nilai tambah.
Mudahnya, value proposition adalah tujuan akhir
dari sebuah perjalanan. Misalnya Anda saat ini berada di Jakarta dan akan
menuju ke Bali. Anda bisa sampai ke Bali menggunakan pesawat, mengendarai
mobil, atau menggunakan sepeda motor. Cara apapun yang digunakan, berapa pun
lama waktu perjalanannya, tujuan akhirnya ialah Bali.
Hal yang sama berlaku untuk value proposition pada
KM. Metode dan tools apapun yang digunakan, entah itu sharing,
peer review, CoP, knowledge mapping ataupun KM Portal,
tujuannya ialah untuk meningkatkan value proposition yang
telah ditentukan sejak awal. Konsep ini mungkin sederhana, tetapi terbukti
efektif untuk memastikan KM Anda tidak berjalan keluar jalur yang sudah
ditentukan.
Oleh karena itu, value proposition sebaiknya
ditentukan sejak awal ketika Anda akan memulai sebuah inisiatif KM. Biasanya
kami membantu klien melalui Focus Group Discussion dengan
Senior Management untuk menentukan value proposition serta KM
Objective yang akan dikembangkan. Tahapan selanjutnya ialah mengkomunikasikan value
proposition tersebut kepada anggota organisasi. Tidak hanya itu, value
propositionmemberikan acuan serta motivasi yang jelas bagi karyawan tentang
bagaimana KM dapat membantu pekerjaan mereka.
Seperti apakah bentuk value proposition yang
benar? Jawaban pastinya tentu tergantung kepada bisnis Anda. Syarat utama value
proposition ialah dapat meningkatkan kinerja bisnis dan menghasilkan
profit. Siapa fokus utama ketika menyusun Value Proposition? Pelanggan
jawabannya. Anda tidak mungkin membuat inovasi atau perbaikan kinerja jika pada
akhirnya tidak bisa dimanfaatkan oleh pelanggan. Hanya dengan inovasi,
peningkatan service, produk yang prima dan semua nilai tambah lain bagi
pelanggan, Anda dapat meningkatkan bisnis.
Secara umum value proposition menurut APQC bisa
dikategorikan menjadi 3 aspek utama, yaitu (1)Customer Intimacy (kedekatan
dengan pelanggan, (2) Product to Market Excellence (pengembangan
produk yang unggul), serta (3) Operation Excellence (kualitas
operasional yang prima). Dengan kategorisasi ini, selain memudahkan memberikan
gambaran tujuan akhir KM, Anda juga dapat menyesuaikan value yang
dikembangkan untuk bagian organisasi dengan fungsi yang lebih sesuai.
Sumber : http://ngobrolkm.blogspot.com